Friday, May 9, 2008

I Like the way i am...


Beberapa hari yg lalu saya menonton DVD film Barat bejudul "Penelope". Awalnya saya berfikir kalau film tersebut akan sangat membosankan. Tapi di sini saya banyak mengambil pelajaran dari film tersebut.Film yang dibintangi oleh Cristina Ricci ini bertutur tentang seorang wanita yang dikutuk oleh seorang penyihir sehingga dia memiliki hidung seperti babi. Awal dia dikutuk dikarenakan nenek moyangnya memungkiri janjinya untuk menikahi pelayannya. Si ibu dari pelayan tersebut yg ternyata adalah seorang penyihir, mengutuk bayi perempuan keturunan dari keluarga bangsawan tersebut menjadi seorang manusia yg bermuka babi. Kutukan tsb hanya akan berakhir jika ada seseorang dari keluarga bangsawan juga yang mau mencintai Penelope apa adanya. Saat Penelope beranjak dewasa sang ibu mulai mencarikannya pasangan dari keluarga bangsawan. Hampir semua dari mereka kabur begitu melihat muka dari perempuan buruk rupa tersebut. Di tengah keputusasaan tersebut, datang seorang pria yg mengajak Penelope untuk menikah. Atas desakan sang ibu yg menginginkan kutukan tsb segera berakhir, Penelope mengiyakan lamaran pemuda tadi walaupun dia tidak mencintainya. Pada saat hari pernikahan, Penelope menolak pemuda yg ingin menikahinya dikarenakan dia memang tidak bisa meaksakan hatinya untuk mencintai pria tsb. Sang ibu yg kecewa menanyakan alasan penolakan tersebut. Saat itu juga Penelope mengatakan bahwa "ia sudah cukup mencintai dirinya apa adanya". Dan keajaiban itu terjadi, seketika kutukan yg menghinggapi Penelope bertahun-tahun, lenyap sudah. Penelope yg berwajah buruk rupa menjelma menjadi perempuan dewasa yg cantik. Akhirnya orang tua Penelope juga Penelope sendiri baru menyadari bahwasannya kutukan itu tidak harus dipatahkan oleh seorang pria yg mencintai Penelope akan tetapi hanya dengan mencintai diri sendiri apa adanya, kutukan itu akan berakhir. Lucu yah???Tetapi jika difikir memang masuk akal sih. Kalau bukan diri kita sendiri yang pertama kali mencintai diri kita, orang lain pun tidak akan mau mencintai kita.


Mungkin beberapa dari kita terkadang kurang menghargai diri sendiri, bukan begitu teman...Seperti kita kadang kurang bisa menerima kelemahan diri kita sendiri. Kita mungkin sering mengeluhkan diri kita sendiri seperti, "ih gw gak suka deh pipi gw yg teramat chubby..". Atau masih banyak hal lainnya yang kita keluhkan. Padahal kalau kita berfikir secara logis, kelemahan2 itu adalah juga merupakan anugrah dari Tuhan. Bayangkan saja jika tidak ada seorangpun di muka bumi ini yg tidak memiliki cacat sedikitpun???.Jikalau itu terjadi, manusia2 di bumi ini akan semakin sombong dan cenderung merasa arogan, merasa menjadi yg terbaik di antara yg lain. Tuhan sudah pasti memberikan diri kita kelemahan dan kelebihan. Tinggal bagaimana kita mengakali kelemahan tersebut menjadi energi potensial kita. Tuhan juga sudah pasti mengukur bagian2 tubuh kita sehingga menjadi satu kesatuan yg proporsional. Mungkin saja kita diberikan hidung mancung untuk mengakali pipi kita yg tembem.Bagi saya, saya berusaha untuk mensyukuri apa saja yg Tuhan sudah berikan kpd saya. Saya berfikir, Tuhan kan tidak hanya menciptakan saya, tetapi ada milyaran manusia yg juga ia hembuskan rohnya.Bisa saja di antara sekian milyar manusia tersebut ada yg ia ciptakan kurang lengkap fisiknya, tetapi diberikan kelebihan yg lain. Seperti saya pernah menonton, seorang pelukis yg sanggup melukis hanya dengan menggunakan mulutnya dikarenakan (maap) tidak memiliki tangan. Tetapi pelukis tersebut tidak rendah diri begitu saja, malahan lukisannya sudah beredar di Swiss. Saya bukannya mencoba untuk sok tau tetapi saya hanya berusaha mengingatkan diri saya sendiri juga orang lain akan makna mencintai diri sendiri apapun kelemahan kita baik itu secara fisik maupun kelemahan yg lain. Cukup sekian dari saya, Kelemahan pasti selalu datangnya dari manusia, tetapi kesempurnaan hanya milik ALLAH.